Mengenal Tradisi Pawai Ogoh-ogoh Menjelang Hari Raya Nyepi, Festival Rakyat dan Daya Tarik Pariwisata di Bali

- Minggu, 19 Maret 2023 | 20:42 WIB
Ilustrasi ritual saat Hari Raya Nyepi. (Pinterset/ Bali Cheapest Tours)
Ilustrasi ritual saat Hari Raya Nyepi. (Pinterset/ Bali Cheapest Tours)

PortalYogya.com - Menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat Hindu biasanya melakukan sejumlah Ritual termasuk pawai ogoh-ogoh.

Pada dua sampai empat hari sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu akan melakukan upacara Melasti, kemudian satu hari sebelum Nyepi akan dilakukan Ritual Buta Yadnya yang di dalamnya terdapat tradisi pawai ogoh-ogoh.

Pawai ogoh-ogoh terdapat di dalam Ritual Bhuta Yadnya yang merupakan rangkaian upacara Hari Raya Nyepi untuk menghalau kehadiran bhuta kala yang merupakan unsur-unsur negatif dalam kehidupan manusia.

Baca Juga: Rayakan Nyepi dalam Keheningan, Intip 5 Tradisi Umat Hindu ketika Hari Raya Nyepi, Salah Satunya Meditasi

Ritual Bhuta Yadnya terdiri dari dua tahapan, yaitu Ritual Mecaru (pecaruan) dan Ngrupuk (pengerupukan), dikutip PortalYogya.com dari indonesiakaya.com minggu 19 Maret 2023.

Upacara Mecaru, dalam bahasa caru diartikan sesajen mecaru sendiri adalah persembahan aneka sesajian kepada bhuta kala.

Upacara dilakukan di lingkup yang paling kecil yaitu dari keluarga sampai tingkat provinsi.

Baca Juga: Sukses di Usia Muda, Intip Keistimewaan Kelahiran Hari Kamis yang Punya Segudang Rezeki, Apa Saja?

Upacara kedua yaitu Ritual Bhuta Yadnya adalah ngrupuk, Ritual ini dilakukan dengan berkeliling pemukiman sambil membawa bunyi-bunyian disertai penebaran nasi tawur dan menyebarkan asap dupa secara ramai-ramai.

Pawai ogoh-ogoh termasuk di dalam Ritual ngrupuk dengan tujuan agar bhuta kala dan unsur negatif lainnya tidak mengganggu perdamaian manusia.

Ogog-ogoh merupakan boneka yang menyibulkan sifat buruk, unsur negatif dan kejahatan yang ada di sekeliling kehidupan manusia.

Baca Juga: Raffi Ahmad Kepergok Selingkuh Lagi Sama Wanita Berhijab? Muka Paniknya Tersorot, Netizen : Kufur Nikmat!

Pada jaman dahulu, ogoh-ogoh terbuat dari kerangka bambu dan dilapisi kertas, namun seiring berjalannya waktu pembuatan ogoh-ogoh menggunakan berbagai bahan agar mendapatkan kualitas yang lebih baik.

Pembuatan ogoh-ogoh akan memakan waktu lama, biasanya dibuat jauh sebelum Hari Raya Nyepi.

Umumnya setiap tingkatan masyarakat akan menginginkan ogoh-ogoh milik mereka unggul dibanding milik orang lain.

Halaman:

Editor: Indah Kurniawati

Sumber: indonesiakaya.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X