Miliki Aset Rumah Mewah Di Yogyakarta, Ini Pengakuan Tetangga Ayah Dandy, Iuran Bulanan Tidak Pernah...

PortalYogya.com - Aset kekayaan ayah Mario Dandy ex pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo pelaku penganiayaan David Latumahina menjadi sorotan. 

Salah satunya rumah mewah di Timoho Yogyakarta yang merupakan aset kekayaan Rafael Alun Trisambodo. 

Seperti diketahui buntut dari kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy adalah terbongkarnya aset kekayaan sang ayah Rafael Alun Trisambodo yang merupakan ex pejabat Dirjen Pajak. 

Harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo menjadi sorotan karena dinilai tidak wajar sebagai seorang ASN yang memiliki kekayaan hampir menyamai Menteri Keuangan RI Sri Mulyani.  

Baca juga: Bukan Agnes, Polisi Ungkap Perempuan Ini Penyebab Mario Dandy Lakukan Pemukulan Terhadap David, Siap Dia?

Hampir seluruh aset harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo terbongkar usai sang anak Mario Dandy melakukan aksi pemukulan terhadap David anak pengurus ormas GP Ansor. 

Hidup pamer harta Mario Dandy yang kerap memamerkan mobil Rubicon dan motor Harley Davidsonnya menjadi sorotan sejumlah netizen, yang ternyata belum terdaftar dalam pelaporan harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo. 

Seperti Rafael Alun Trisambodo yang merupakan eks Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jakarta II, setelah kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya Mario Dandy terhadap David diketahui memiliki harta kekayaan mencapai 56 Miliar. 

Salah satu aset yang dimiliki adalah rumah mewah berpagar setinggi 3 meter ini berada di Jalan Ganesha II bernomor 12 RT 50 RW 5, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Jogja. 

Jika berjalan di wilayah Timoho Yogyakarta maka akan terlihat  rumah Rafael Alun Trisambodo terlihat sangat mencolok. 

Pasalnya aset rumah Rafael memiliki luas yang mencapai 2000 meter persegi, selain itu memiliki gaya arsitek dan pagar luar rumah pun berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

Salah satu warga sekitar, Sugiharto warga sekitar rumah Rafael Alun Trisambodo mengaku rumah mewah di wilayah Timoho Yogyakarta  tersebut  jarang ditempati. 

Pemiliknya  hanya mampir ke rumah itu sesekali saja, terutama saat perayaan hari besar keagamaan.

"Sehari-hari rumah itu sepi, hanya ditinggali pembantu