• Sabtu, 23 September 2023

Mengenal Brajamusti dan PSHT, 2 Kelompok yang Diduga Terlibat Bentrok di Jalan Taman Siswa, Jogja

- Senin, 5 Juni 2023 | 11:50 WIB
Logo PSHT dan Brajamusti (Kolase PortalYogya.com)
Logo PSHT dan Brajamusti (Kolase PortalYogya.com)

PortalYogya.com - Massa PSHT dikabarkan terlibat keributan bahkan bentrok di beberapa titik di Jogja.

Bentrok tak terhindarkan terutama di jalan Taman Siswa, yang melibatkan massa PSHT, warga dan Brajamusti pada Minggu 4 Juni 2023.

Peristiwa bentrokan ini diduga akibat pengeroyokan salah satu anggota PSHT. Siapakah kedua kelompok ini? Berikut profil singkat Brajamusti dan PSHT.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Bentrok PSHT, Warga dan Brajamusti di Jogja, Ternyata Dipicu oleh Pengeroyokan

Brajamusti merupakan wadah pendukung klub sepak bola Jogja, Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM).

Brajamusti lahir dari kesepakatan laskar-laskar pendukung PSIM yang kala itu bertemu di Balai RK Mangkukusuman Markas Laskar PSIM yaitu Hooligans pada 15 Februari 2003.

Pertemuan tersebut digagas oleh H.Guntur Artamaji yang berusaha mengumpulkan laskar PSIM seperti Hooligans, Mgr, Cobra Mataram, Dahkota, Baju Barat, Pathuk Squad & Cidelaras.

Baca Juga: Terungkap Penyebab Bentrok Brajamusti dan PSHT di Jogja, Berawal Dari Salah Paham

Hasil dari pertemuan tersebut menetapkan nama wadah supporter PSIM yakni Brajamusti, yang merupakan singkatan dari Brayat Jogja Mataram Utama Sejati.

Brajamusti juga berarti ajian sakti Gatotkaca, anak Bima, yang menjadi tokoh di cerita pewayangan Jawa yang gagah perkasa.

Aji-aji Brajamusti membuat Gatotkaca menjadi sakti mandraguna dan kini juga masih dipelajari oleh masyarakat Jawa. 

Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Wisata Romantis di Jogja Malam Hari yang Cocok Untuk Merayakan Hari Valentine

Nama Brajamusti dipilih dengan maksud menjadi ajian yang ampuh bagi PSIM untuk menaklukkan lawan-lawannya. 

Sementara Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) atau juga disebut SH Terate merupakan organisasi pencak silat yang diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922.

Halaman:

Editor: Yongky Gigih Prasisko

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X