Sultan HB X Buka Suara atas Bentrok Massa PSHT dan Brajamusti, Singgung Komunitas Jaga Warga

PortalYogya.com - Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut menanggapi bentrokan yang terjadi antara massa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Brajamusti.

Ratusan massa PSHT melakukan kala itu berniat untuk mendatangi wisma Brajamusti karena salah satu anggotanya yang dikeroyok.

Namun gerakan massa PSHT itu dihadang oleh polisi, tetapi bentrokan tetap tak terhindarkan yang terjadi di jalan Taman Siswa.

Baca Juga: Mengenal Brajamusti dan PSHT, 2 Kelompok yang Diduga Terlibat Bentrok di Jalan Taman Siswa, Jogja

Dilaporkan ada 9 orang terluka dan 138 unit sepeda motor dari massa PSHT diamankan oleh Polda DIY.

“Kami masih melakukan pendataan. Massa yang dievakuasi dan diamankan di Polda DIY berjumlah 352 orang," ujar Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah dalam konferensi pers, Senin 5 Juni 2023.

Selain itu, akibat bentrokan ini beberapa fasilitas bahkan benda bersejarah peninggalan Ki Hadjar Dewantara juga ikut rusak.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Bentrok PSHT, Warga dan Brajamusti di Jogja, Ternyata Dipicu oleh Pengeroyokan

“Yang rusak meja Ki Hadjar Dewantara (meja tamu) sangat bersejarah sekali, ada nilainya, terus satu kursi yang dilempar.

Satu pintu jebol karena digunakan untuk melarikan diri,” ujar Kepala Museum Taman Siswa Dewantara, Kirti Griya Ki Muryanto, Senin 5 Juni 2023, dikutip PortalYogya.com dari laman Jogjainfo.id.

Atas kejadian ini, ketua PSHT Bantul menyampaikan permohonan maafnya karena tidak bisa mencegah gerakan massa PSHT datang ke Jogja.

Baca Juga: 5 Spot Foto di Malioboro Ini Wajib Kamu Kunjungi Saat di Jogja, Ada Bangunan Belanda Sampai Cina

“Saya betul-betul minta maaf karena ini di luar kemampuan kami dan saya sudah membendung jangan sampai terjadi permasalahan di wilayah hukum Jogja,” kata Ketua PSHT Cabang Bantul, Tri Jaka Santosa.

“Saya menghimbau warga PSHT di manapun itu tidak boleh masuk ke Jogja jangan kotori Jogjakarta dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diinginkan dan tidak bermanfaat,” imbuh Tri Jaka.